Senin, 28 November 2016

Diy Winding Machine

Diy Winding Machine 
Made by Order


Part machine made by cnc

Electronic part 
Assembly I
Assembly II

Assembly III

Assembly IV

Assembly V

Assembly VI

Assembly VII



Penggunaan digit counter dan Rpm sangat membantu dalam pengoprasian machine winding ini. karena dalam proyek kali ini sama sekali tidak menggunakan sistem mikrokontroler untuk mengatur laju stepper, timing, display Rpm, dan digit counter. melainkan hanya menggunakan ic ic TTL sebagai pengontrolnya, yang sudah di rancang sedemikian rupa.


Rabu, 09 November 2016

ROBIN - Robot INTEN

Lomba Robot DI Kampus ST INTEN 
 





 















Display P10 Hz meter


Perakitan Display Hz meter 

 


 
2 pcs Led P10


Psu 5v 10A & Board Kontroller


Proses soldering ;-)


Display yang sedang saya buat adalah bagian dari tugas kantor sebagai syarat memenuhi orderan. hehehe 

Sepeda listrik Mid Drive / DIY Ebike Mid Drive 500w

Contoh penggunaan motor listrik middrive/ Penggerak tengah  pada sepeda konvensional

Dengan spesifikasi:
  1. Motor 48V/500w
  2. Battery 48v/18Amp
  3. Range 40-60km
  4. Max. speed 36 km/h
Penulis menggunakan sepeda ini sejak januari 2016. pemilihan spartpart sepeda harus di utamakan dengan memilih grade nomer 1, kenapa demikian karena dalam pengaplikasiannya sepeda konvensional seperti ini tidak di design untuk kecepatan tinggi dan beban berat. maka dari itu pemilihan sparepart harus yang benar-benar kualitas bagus.

Penggunaan diskbrake sangat disarankan apabila sepeda anda di modifikasi jadi sepeda listrik, dikarenakan kecepatan yang dihasilkan di atas rata-rata sepeda kayuh biasa. berdasarkan pengalaman pribadi penggunaan sistem rem V-brake kurang begitu memuaskan. apalagi kalau sepeda di pacu saat sedang turun hujan pengeremen terasa kurang optimal juka menggunakan V-brake.

Karena saya menggunakan sepeda lipat yang tidak terdapat dudukan untuk memasang diskbrake, maka dari itu saya membuat sendiri dudukan menggunakan almunium dural dengan pengerjaan dengan mesin CNC agar menghasilkan kepresisian yang tinggi.

dudukan diskbrake belakang

dudukan diskbrake belakang

dudukan diskbrake depan

pemasangan diskbrake belakang

pemasangan diskbrake depan

Pengalaman menggunakan sepeda listrik type middrive selam hampir 1 tahun ada beberapa kendala yang di hadapi, sebagai berikut:

1.  Timing belt sudah ganti, dengan harga yang relatif terjangkau sekitar 100rb
     belt putus bisa terjadi karena beberapa sebab, salah satunya puli timing belt sudah terlalu tajam, 
     maka saya coba kikir bagian drive puli nya.
2.  Pemilihan ban ukuran besar, dikarenakan untuk sepeda ini beban agak semakin berat karena ada
      penambahan battery dan motor listrik
3.  Trothle full handle sangat di rekomendasikan
4.  Dengan sistem Middrive ini akselerasi atau hentakannya sangat terasa pada saat trothle di tarik, 
     solusinya dengan penambahan pedal asists pada as crank pedal (hanya bisa di pakai pada model 
     Hub Drive)
5.  Agar bettery bertahan lama saya menggunakan sistem balance charging, tegangan batre tidak 
     100% jadi hanya 4.1v pada saat full charge, dan yang paling penting menggunakan low current 
     charging.



--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Battery Management System (BMS)


Apa itu BMS? BMS adalah battery management system, atau sesuatu sistem yang berfungsi memanajemen sebuah baterai. Definisi ini tentu sudah banyak yang tahu. Namun bagaimana cara kerja pada BMS?  Tentu tidak akan sama sepenuhnya dengan definisi BMS seperti yang kita ketahui.

Contoh BMS 13S 30A


Susunan battery pada pemasangan BMS

Hanya baterai golongan lithium saja yang menggunakan BMS yang sering kita jumpai di lokal sekitar kita. Meskipun baterai golongan lead acid juga bisa diterapkan sebuah BMS untuk memanagement baterai. Golongan lithium yang mudah dijumpai di lokal adalah: Lithium ion 18650, Lipo, Li polimer dan Lifepo4. Alasan kenapa hanya lithium saja yang di BMS, kenapa SLA (Solid Lead Acid) tidak?. Jawabnya adalah faktor ekonomis, jika tanpa BMS saja bisa dipakai kenapa harus mahal-mahal menambahkan BMS pada SLA.


Latar belakang masalah kenapa lithium harus menggunakan BMS


1. Sistem Charging Cell Lithium harus tepat.

       Baterai lithium adalah baterai yang memiliki ketentuan lebih spesifik daripada SLA. Li ion cell memiliki under voltage 2,7V dan upper volttage 4,2V. Jika lebih rendah daripada 2,7V maka akan drop. Jika lebih dari 4,2V maka akan panas dan berisiko meledak. Voltase dan Arus pengisian cell lithium juga tidak boleh berlebihan, harus tepat. Berawal dari latar belakang inilah maka sistem charger baterai lithium membutuhkan perlakuan yang khusus. Maka dari itulah BMS memiliki fungsi yang disebut: Charging Controll. 



2. Penggunaan arus keluar tidak boleh berlebihan.

      Dalam sebuah baterai lithium cell. Misal 2600mAh, maka amper ideal yang dipakai adalah 2600mA, atau maksimal adalah 5600mA. Beberapa baterai li-ion umumnya kekuatan arus discharger rekomended adalah setara kapasitas atau 1C, 2X kapasitas atau (2C) hingga 3X (3C) nilai perform nya. Dan pada pemakaian yang paling awet adalah 1C. Misal baterai kapasitas 10AH maka gunakanlah amper discharger sebesar 10A saja jangan lebih. 

        Kekuatan nilai C rate adalah Tergantung merk dan kualitas cell nya. Lalu apakah sebuah baterai li-ion sembarang merk bisa mengeluarkan amper sebesar 10X (10C) dari kapasitas nya?. Tentu bisa, buktikan saja dengan di konslet kan, nanti akan mengeluarkan nilai amper yang sangat besar. Namun itu adalah suatu hal yang memperpendek umur baterai. Maka dari itulah BMS memiliki fungsi yang disebut. Current limiter, dan Discharger Controll.


3. Dalam susunan rangkaian baterai seri, perbedaan voltase tiap cell tidaklah baik
       
      
       Mari kita perhatikan wiring susunan baterai seri berikut ini. Apabila dalam susunan rangkaian seri dan terdapat perbedaan voltase pada salah satu baterai. Maka baterai yang voltase rendah tersebut akan mempengaruhi total voltase keseluruhan.


Balance charging
      Ketika salah satu baterai sudah penuh dan baterai lain masih belum penuh lalu charger sudah mendeteki sudah penuh dan tidak melanjutkan pengisian pada cell yang masih belum penuh. kapasitas total baterai pun akan mengikuti kapasitas cell yang terendah. Ini adalah hal kerugian juga, karena masih ada beberapa cell yang masih belum penuh membuat tidak optimal.


Cara kerja BMS pada sebuah Sepeda Listrik

BMS yang digunakan pada baterai sepeda listrik pada umumnya, memiliki port :
1. B-             =  Baterai Cell Negatif / 0V
2. P-             =   Power discharger Negatif
3. C-             =  Charging port Negatif
4. Cell komunication port  =  kabel yang terintegrasi dengan semua cell.

BMS battery 13S 30A

A.  Charger control dan Balance function

      Pada block ini terdepat banyak resistor dan transistor yang berfungsi untuk membalance tegangan antar cell. Bisa dikatakan sistem ini adalah single charging secara terintegrasi. Dengan adanya fitur ini maka tegangan antar cell ketika selesai proses charging maka akan seragam penuh semua.

Balancer pada BMS terdiri dari resistor dan transistor yang terintegrasi dengan tiap cell
B.  Current Limitter

    Current limiter atau pembatas amper. Adalah system yang berfungsi untuk membatasi arus discharger baterai ketika digunakan. Sistem ini menggunakan sensing current untuk mendeteksi amper yang mengalir .Ketika sensing curent mendeteksi arus berlebihan, maka sensing current akan mengirimkan signal ke ECU, lalu ECU akan men-driver mosfet dishcharger control untuk mematikan jalur output BMS.


Shunt resistor detector Amper.
Skema diagram sensing current dan shunt resistor




C.  Discharger Control

      Kunci dalam Discharger control BMS adalah pada deret mosfet. Karena titik inilah yang akan mampu memutus dan menghubungkan jalur discharger baterai.

Mosfet sebagai Discharger control

       Mosfet akan menutup jalur output jika Ecu menerima input signal:
a. Sensing curent mendeteksi amper yang berlebihan.
b. Cel Communication port mendeteksi adanya salah satu cell yang drop dibawah 2.7V.
c. Sensing current mendeteksi Amper yang sangat besar dalam waktu sesaat. (konslet).
d. Thermo Sensor (sensor suhu) menerima input masukan suhu baterai yang mencapai batas limit.




--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------